Perjanjian Jepara
Latar Belakang Perjanjian Jepara
Hal inilah yang membuat Trunojoyo geram dan kemudian melakukan pemberontakan. Pemberontakan berlangsung pada tahun 1674 sampai 1679. Saat itu kekuasaan Kerajaan Mataram dipegang oleh Sultan Amangkurat II. Ia mempunyai dua sifat yang tidak disukai rakyat, yakni kepemimpinan sewenang-wenang dan kejam, kemudian bersahabat dan bahkan sangat dekat dengan VOC (Belanda). Dengan bantuan para sahabat dari berbagai daerah, Trunojoyo akhirnya dapat menguasai seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Tengah. Dengan kemenangan tersebut kemudian Sultan Amangkurat satu meminta bantuan kepada VOC (Belanda), tetapi sebelum bantuan itu tiba, Trunojoyo kemudian berhasil menguasai ibu kota Mataram, Amangkurat I kabur dan kemudian terbunuh di Tegalarum. Kemenangan yang diperoleh Trunojoyo belum selesai sampai disini. Perselisihan kemudian muncul kembali, yakni datang dari Adipati Anom (anak dari Amangkurat I) yang selanjutnya dilantik sebagai Amangkurat II. Ia meminta bantuan kepada VOC untuk membantu dalam menghadapi pemberontakan yang dilakukan Trunojoyo. Sebelum bantuan diberikan kedua belah pihak melakukan sebuah perjanjian yang kemudian terkenal menjadi Perjanjian Jepara 1476.
Isi Perjanjian Jepara
Setelah menjadi Adipati Anom Amangkurat II, ia menandatangani perjanjian dengan VOC pada September 1977 yang dikenal sebagai Perjanjian Jepara. Perjanjian Jepara mengharuskan Amangkurat II membayar harga tinggi, yaitu menyerahkan sebagian wilayahnya kepada VOC. Perjanjian Jepara termasuk perjanjian antara Amangkurat II dan VOC untuk menyerahkan daerah di pantai utara Jawa ke VOC jika VOC menghentikan pemberontakan Trunojoyo. Hal tersebut berarti bahwa daerah di pantai utara Jawa, yang meliputi Karawang ke ujung timur Jawa, akan digunakan sebagai jaminan untuk pembayaran perjanjian Jepara kepada Belanda, yang telah membantu memberantas pemberontakan Trunojoyo. Sebelum menandatangani perjanjian Jepara, VOC Trunojoyo sudah menawarkan kedamaian pribadi di benteng VOC Danareja, tapi tawaran tersebut ditolak.
Sementara itu, Trunojoyo, yang telah mendirikan pemerintahannya sendiri dengan judul Panembahan Maduretno, telah mengendalikan hampir seluruh pantai Jawa sementara masih ada banyak orang pedalaman yang tetap loyal kepada Mataram. VOC kemudian memusatkan kekuatannya untuk mengalahkan Trunojoyo di bawah kepemimpinan Jenderal Cornelis Speelman. Pasukan Bugis yang dipimpin oleh Aru Palaka dari Bone dikerahkan oleh VOC untuk melawan Karaeng Galesong, dan Maluku yang dipimpin oleh Kapten Jonker diperintahkan untuk melakukan serangan besar-besaran di tempat dengan pasukan Amangkurat II.
Pasukan Eja dan VOC menyerang Surabaya pada bulan April 1677 dan berhasil menguasainya. Dengan kekuatan gabungan 1500 orang, ia berhasil mendorong Trunojoyo sehingga benteng Trunojoyo secara bertahap ditaklukkan oleh VOC. Pada akhirnya, pada tanggal 27 Desember 1679, Trunojoyo dikepung dan diserahkan oleh Kapitan Jonker di lereng Gunung Kelud. Ia kemudian diserahkan ke Amangkurat II di Payak, Bantul. Amangkurat II. Trunojoyo dijatuhi hukuman mati pada 2 Januari 1680. Trunojoyo dijatuhi hukuman mati oleh Amangkurat II.
Setelah kematian Trunojoyo, Istana Plered yang hancur dipindahkan ke Kartasura. Cakraningrat II juga diangkat kembali oleh VOC sebagai penguasa di Madura. Kesepakatan Jepara menyebabkan Amangkurat II menekan pemberontakan Trunojoyo, namun harga yang harus ia bayar sangat besar. Akibatnya, Mataram berutang biaya perang yang sangat besar kepada VOC dan sebagai gantinya harus meninggalkan pantai utara Jawa berdasarkan perjanjian dalam perjanjian Jepara. Sejak itu, Mataram dan Madura berada di bawah pengaruh VOC dalam menentukan suksesi kekuasaan dan kekuasaan.
Lebih singkatnya, Isi Perjanjian Jepara adalah apabila pemberontakan Trunojoyo sanggup dihentikan, maka Sultan Amangkurat II harus menyerahkan wilayah di Pantai Utara Jawa kepada VOC (kongsi dagang Belanda).
Artikan bahwa wilayah Pantai Utara mencakup Karawang hingga Ujung timur Pulau Jawa dijadikan sebagai jaminan pembayaran untuk derma yang diberikan oleh Belanda untuk ikut terlibat dalam perang melawan Trunojoyo.
Belum Ada Komentar