Masa Praaksara
Zaman praaksara atau sering disebut dengan zaman nirleka ( nir = tidak, leka = tulisan aksara). Zaman praaksara adalah zaman dimana manusia purba belum mengenal tulisan.
Zaman Praaksara dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai dengan
saat manusia mengenal tulisan. Sejarah dan praaksara berbicara mengenai
peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada masa lalu. Perbedaannya,
sejarah meninggalkan bukti-bukti tertulis, sedangkan praaksara
meninggalkan bukti-bukti yang tidak menorehkan tulisan.
A. Pembagian Zaman Praaksara
Berdasarkan hal tersebut bumi dari dulu sampai sekarang dibagi menjadi 4 zaman yaitu :
1. Zaman Arkeozoikum
Zaman tertua di dalam perkembangan bumi dan segala yang hidup di bumi, zaman ini berlangsung kira - kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada saat itu bumi masih panas sehingga tidak ada kehidupan. Bumi masih dalam keadaan membara dan jarak bumi dan bulan masih sangat dekat, berarti benda ruang angkasa seperti meteor atau meteoroit dengan mudah jatuh ke bumi yang belum terlindung udara. Dan berakhirnya zaman Arkeozoikum di sebabkan dengan adanya penurunan suhu yang memungkinkan untuk munculnya suatu kehidupan.
2. Zaman Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua)
Paleozoikum diambil dari bahasa Yunani. Palaio artinya adalah tua sedangkan zoion adalah hewan. Perlu diketahui bahwa Paleozoikum merupakan era pertama pada zaman Eon Fanerozoikum. Ketika zaman Paleozoikum, kondisi bumi masih labil. Dimana hujan lebat terjadi dimana-mana, iklim sering berubah-ubah dan lain sebagainya. Di zaman ini, tanda-tanda kehidupan terlihat jelas. Proses ini dimulai ketika mikroorganisme bersel satu mulai muncul.
3. Zaman Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)
Berlangsung kurang lebih 140 juta tahun. Iklim semakin membaik. Namun
suhu masih berubah-ubah, kadang tinggi sekali, tetapi ada kalanya rendah
sekali. Pada zaman ini beberapa jenis amphibi tumbuh menjadi besar
sekali. Reptil mencapai bentuk yang sangat besar seperti Dinosaurus, 12
meter, Tyranosaurus, 30 meter, dan Brontosaurus yang besarnya sepuluh
kali gajah. Ada pula reptil yang memiliki sayap dan mampu terbang,
seperti Pteranodon. Disebut juga zaman Reptil. Juga dinamakan zaman
sekunder (zaman kedua).
4. Zaman Neozoikum (Zaman Kehidupan Baru)
Neozoikum atau zaman kehidupan baru dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kuartier. Zaman tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangan jenis binatang menyusui. Sementara itu, zaman kuartier ditandai dengan munculnya manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman ini kemudian dibagi menjadi dua zman, yaitu zaman Pleitosen dan Holosin.
Zaman pleitosen berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba. Sedangkan zaman pleitosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub bumi dan diselingi dengan zaman ketika es kembali mencair. Keadaan ini silih berganti selama zaman pleitsen sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial ini berupa zaman hujan yang diselingi dengan zaman kering.
Pada zaman glacial permukaan air laut telah menurun dengan drastis sehingga banyak dasar laut yang kering menjadi daratan. Di Indonesia bagian barat dasar laut yang mengeringi itu disebut dengan dataran sunda, sedangkan di Indonesia bagian timur disebut dengan dataran sahul.
Zaman pleitosen berakhir pada 10.000 tahun sebelum masehi kemudian diikuti oleh datangnya zaman Alluvium atau zaman Holosin yang masih berlangusung sampai sekarang. Dari zaman ini munculnya nenek moyang manusia sekarang, yaitu spesies homo sapiens atau makhluk cerdas.
B. Fosil Manusia Purba
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Nama Meganthropus Palaeojavanicus memiliki arti Manusia Besar dari Zaman Batu di Jawa. Hal ini diawali dari ditemukannya fosil yang berupa tulang rahang dan gigi manusia di daerah Sangiran, tepatnya di tepi Sungai Bengawansolo. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tulang rahang yang ditemukan tersebut berasal dari masa 2 sampai 3 juta tahun yang lalu. Dari bentuknya itulah maka nama Meganthropus Palaeojavanicus ini disematkan. Berdasarkan rekam jejak, fosil ini merupakan fosil manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia. Fosil ini ditemukan pada tahun 1937.
2. Pithecanthropus Erectus
Jenis-jenis manusia purba selanjutnya adalah Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan hidup di Indonesia pada satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil pertamanya ditemukan pada fosil bagian geraham di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil. Penemunya ialah Eugene Dubois tahun 1890.
Pithecanthropus Erectus memiliki ciri – ciri tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat, tubuhnya belum tegap sempurna, hidungnya tebal, dahinya lebih menonjol dan lebar, rata-rata tingginya 165 cm sampai 180 cm. Memiliki otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.
3. Pithecanthropus Soloensis
Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus, pada tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut kemudian diberi nama Pithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di Sambungmacan dan Sangiran.
4. Pithecanthropus Mojokertensis
Setelah menemukan Meganthropus palaeojavanicus, di tahun 1937 Von Koenigswald kembali menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus soloensis, namun dari ukurannya diperkirakan bahwa fosil yang ditemukan tersebut masih anak-anak. Fosil tersebut kemudian diberi nama Pithecanthropus mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto.
5. Homo Soloensis
Fosil Homo Soloensis ditemukan hampir
bersamaan dengan ditemukannya Meganthropus Palaeojavanicus. Tengkorak
manusia ini memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan dengan
manusia Pithecanthropus. Struktur tengkorak ini tidak mirip kera
sehingga dinamakan Homo Soloensis yang berarti manusia dari Solo.
6. Homo Wajakensis
Fosil tengkorak manusia yang mirip dengan penemuan Von Koenigswald pernah pula ditemukan sebelumnya oleh seorang penambang batu marmer bernama B.D. Von Rietschotten pada tahun 1889. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan diberi nama Homo wajakensis, artinya manusia dari Wajak.
C. Perkembangan Kehidupan pada Masa Praaksara
1. Masa Hidup Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada zaman Palaeolithikum, kira-kira 2 juta tahun lalu, manusia purba hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain (Nomaden). Mereka berpindah-pindah mencari daerah yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketergantungan hidup pada alam merupakan pokok kehidupan manusia purba zaman itu. Mereka berburu hewan liar dan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan. Pola ini disebut sebagai food gathering. Untuk berburu dan mengumpulkan bahan makanan mereka menggunakan alat-alat sederhana, apa adanya yang tersedia di alam sekitar mereka.
Ada beberapa alat-alat dari batu yang ditemukan di wilayah Indonesia, seperti kapak perimbas, kapak penatah, dan kapak genggam. Batu-batu serpih yang terbuat dari pecahan batu digunakan sebagai pisau atau alat pemotong, juga sebagai mata panah atau tombak. Alat-alat dari batu banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Sangiran, Jawa Timur.
Masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan terus berlanjut pada zaman Mesolitihikum. Kehidupan semi nomaden. Artinya ada yang tinggal menetap, tetapi masih ada yang berpindah-pindah. Mereka memilih tempat di gua/ceruk, tepi pantai, atau tepi sungai. Masa mesolithikum berlangsung selama kurang lebih 20.000 tahun silam.
2. Masa Bercocok Tanam dan Beternak (Food Producing)
Hidup menetap dan bercocok tanam ada pada zaman Neolitikum. pada zaman ini telah terjadi perubahan besar yaitu Revolusi kehidupan manusia yakni perubahan dari pola hidup berpndah-pindah dan tergantung pada penyediaan alam (food gathering) kekehidupan menetap, bertani, beternak dan berproduksi (food producting). Masyarakat pendukung masa dan bercocok taman adalah ras Austromelanesoid. adapun kehidupannya sebagai berikut :
a. Kehidupan Ekonomi
* sudah hidup menetap, mereka sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berladang, bersawah, dan beternak.
* tempat tinggal mereka awalnya beratapkan daun-daun, dalam perkembangannya telah membuat rumah panggung. tujuannya untuk menghindari banjir dan serangan binatang buas.
b. Kehidupan Sosial
* Kehidupan masyarakat sudah menetap (sedenter) sehingga masyarakatnya sudah teratur.
* pembagian tugas makin jelas. kaum laki-laki membuka hutan untuk pertanian perepmpuan membantu menanam da ladang atau sawah,merawat rumah, dan menangani pekerjaan rumah tangga.
* masyarakan telah mengenal sistem gotong royong.
3. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa kehidupan pra-aksara yang paling tinggi teknologinya. mereka melakukan aktivitas bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan, melainkan juga untuk meningkatkan kesejahteraan. pendukungnya adalah ras Melayu Austronesia, Adapun corak kehidupannya adalah :
a. Kehidupan Ekonomi
* Pola permukiman makin menyebar, yakni daerah pegunungan dan pantai
* Bidang pertanian menjadi mata pencaharian yang menetap
* Perdagangan berkembang dan meluas
b. Kehidupan Sosial
* Tersusun kelompok masyarakat yang majemuk, kelompok petani, pedagang dan pengrajin.
* Pembagian kerja makin jelas sesuai dengan keahlian masing - masing
* Sudah terbentuk aturan atau norma - norma dalam masyarakat dan adat istiadat yang dilakukan secara turun temurun
c. Kehidupan Budaya
* Kemahiran peralatan yang menggunakan teknologi
* Kesenian juga berkembang, tidak hanya seni lukis tapi juga kerajinan, seni patung dan arsitektur.
Belum Ada Komentar