Manusia Purba Pithecanthropus Soloensis
SEJARAH PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
Pithecanthropus Soloensis merupakan salah satu jenis manusia purba yang dapat kita temukan di Indonesia. Fosil dari pithecantropus soloensis dapat ditemukan di sekitar wilayah jawa Tengah dan juga Jawa Timur. Pithecantrupus mempunyai ciri dari bentuk fisik seperti badan yang tegap dan tulang kening yang lebar. Jika diperhatikan dari namanya, pithecantropus soloensis ini pertama kali ditemukan di daerah Solo. Sejarawan yang berhasil menemukan pithecantropus soloensis adalah Oppenoort, Ter Harr, dan G.H.R Koenigswald di daerah Ngandong, Jawa Tengah. Jika dilihat dari tekstur pada tenggorokannya, pithecantropus soloensis mempunyai bentuk tenggorokan tebal dan memanjang. Pithecantropus soloensis adalah salah satu dari 3 fosil pithecantropus yang berhasil ditemukan di Indonesia. Fosil pithecantropus yang lain diberi nama pithecantropus erectus dan pithecantropus mojokertensis. Secara umum, fosil pithecantropus memiliki beberapa ciri khas yang dapat dilihat dari struktur tubuhnya. Badannya tegap, tinggi, rahang dan pengunyah makanan kuat, dan belum memiliki tulang dagu, akan tetapi sudah mempunyai tulang pada kening dengan ukuran yang cukup lebar.
CIRI-CIRI PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
Di bawah ini terdapat beberapa ciri yang terdapat dari Pithecanthropus Soloensis, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kapasitas otaknya mencapai 750 hingga 1350 cm³
- Ukuran tubuhnya sekitar 165 hingga 180 cm
- Makanan yang dikonsumsi hasil dari perburuan dan tumbuhan
- Mempunyai struktur gigi geraham lebar dengan rahang kokoh
- Bentuk hidungnya lebar
- Tidak memiliki tulang dagu
- Tulang keningnya menonjol, tebal dan melintang
- Pada tengkuknya mempunyai otot yang sangat lebar
- Pada bagian tulang nampak menonjol
- Pada bagian tengkorak nampak lonjong
- Kemudian jika dibandingkan dengan jenis, pithecanthropus mojokertensis dan erectus yang mana manusia purba soloesis memiliki bentuk dahi lebih tinggi dan terisi dari pada jenis yang telah disebutkan diatas.
Maka dengan ciri-ciri manusia purba solo diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri tersebut menyamai ciri fisik dari penemuan fosil pitecanthropus soloensis di daerah tempat berbeda yaitu sangiran dan sambung macan. Hasil dari penemuan fosil di Ngandong ini berupa tulang tengkorak yang dahulunya pernah tinggal di lokasi tersebut. Sehingga dapat diketahui dari hasil penemuan ini dikaitkan dengan corak dan cara hidup dari jenis pitecanthropus soloensis ini. Yang mana pada jenis ini hidupnya berkelompok dan berisi beberapa individu. Terdapat beberapa bukti hasil penemuan rangkaian tulang yang cukup banyak dalam satu area sama, temuan tersebut berupa tulang dahi, tulang atap tengkorak dan tulang kering.
CARA HIDUP PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
Pada saat itu, yang mana kehidupan Pithecantropus Soloensis masih bersifat nomaden atau masih terus melakukan perpindahan. Hal ini disebabkan terkait sumber makanan, artinya jika lokasi yang menjadi tempat tinggalnya tidak lagi terdapat sumber makanan, maka mereka akan kembali berpindah mencari tepat selanjutnya, yang masih dipenuhi dengan sumber makanan. Biasanya, Pithecantropus tinggal di gua di pantai dan meninggalkan makanan dalam bentuk tulang binatang, yang masih dapat ditemukan sebagai gua di pantai di Solo di museum. Pada umumnya, Pithecantropus akan memilih tempat tinggal untuk kelangsungan hidupnya di dalam goa-goa yang letaknya berada di pinggiran pantai dan mereka akan menyisahkan jejak hidupnya dengan adanya bekas sisah makanan dengan berupa tulang-belulang hewan. Kemudian bekas tulang-belulang tersebut menjadi jejak mengenai keberadaan mereka yang fosilnya juga berhasil ditemukan di pinggiran pantai di Solo yang saat ini di musiumkan. Namun manusia purba ini tidak hidup dalam waktu yang cukup lama dibandingkan dengan jenis manusia purba lainnya. Hal ini disebabkan oleh populasinya yang tidak mengalmai perkembangan dengan biak.
Kemudian mengenai adat istiadat yang saat ini sangat dijunjung tinggi ialah merupakan suatu kebiasaan dan juga hasil dari pemikiran nenek moyang kita yang hidup sejak zaman pra aksara. Namun dengan berjalannya waktu, kebiasaan dan cara berpikir tersebut mengalami perubahan , dari yang awalnya tidak teratur kini semakin baik dan sangat teraktur. Dimana hasil dari beberapa Fosil manusia purba lainnya juga berhasil dijumpai dan telah mengalami rengkarnasi dan memiliki bentuk semakin sempurna di bandingkan manusia sebelumnya. Berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh Von Koenigswald dan juga R. Weidenreich, yang mana menurutnya Pithecanthropus Soloensis dapat digolongkan sebagai salah satu jenis manusia purba homo (manusia) hal tersebut berdasarkan dari hasil fosil yang berhasil ditemukan dan kemudian diteliti sudah sedikit menunjukan ciri-ciri manusia modern.
Belum Ada Komentar