Kerajaan Kutai
SEJARAH KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, dengan dibuktikan ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa tiang batu) yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan, dan lambang kebesaran raja. Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) didirikan oleh pembesar kerajaan Campa (Kamboja) bernama Kudungga, yang selanjutnya menurunkan Raja Asmawarman, Raja Mulawarman, sampai 27 generasi Kerajaan Kutai. Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari Kerajaan Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian menurunkan putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.Β
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana TUngga salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut. baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kuttai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di tangan Raja Kutai Kertanegara Ahi Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil menyatukan kedua kerajaan Kutai tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Matadipurayang kemudian menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai Kertanegara sampai sekarang.
PENDIRI KERAJAAN KUTAI
Raja Kudungga dianggap sebagagi pendiri Kutai dan menjadi raja pertama, memiliki anak bernama Aswawarman yang kemudian memiliki anak yaitu Raja Mulawarman. Dikenal sebagagi sosok raja yang berbudi baik dan dermawan, berikut ini silsilah kerajaan kutai.
- Maharaja Kudungga (Anumerta Dewawarman)Awalnya Kudungga memiliki kedudukan sebagai kepala suku, seiring dengan masuknya Hindu maka sistem pemerintahan berubah menjadi kerajaan. Kemudian, Kudungga menjadi raja pertama, dan teruskan ke keturunannya.
- Maharaja Asmawarman (Wangsakerta Dewa Ansuman)Di dalam Prasasti Yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman merupakan raja yang sangat cakap san kuat. Raja Aswawarman pada pemerintahannya, melakukan perluasan wilayah Kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan pada masanya, dilkakukannya Upacara Asmawedha. Upacara-upacara ini juga pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta. Dalam upacara tersebut, dilakukan pelepasan kuda untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai.
- Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Pada masa pemerintahannya, Raja Mulawarman yang membawa Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaannya. Pada masa ini juga, rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga raja Melawarman mengadakan upacara kurban emas yang sangat melimpah.Β
Berikut raja-raja pengganti setelah Mulawarman:
- Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
- Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
- Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
PENINGGALAN KERAJAAN KUTAI
Meskipun Kerajaan Kutai Martadipura ini mengalami kekalahan hingga akhirnya dibubarkan. Beberapa peninggalannya masih tetap ada selama berabad-abad setelahnya. Bahkan tradisi dari Kutai Kartanegara, yang bercorak Islam masih bersangkut paut atau mengalami akulturasi dengan kebudayaan Hindu. Oleh karena itu, terbentuk pula beberapa peninggalan sejarah yang juga berasal dari Kartanagara. Berikut ini adalah peninggalan-peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai Martadipura dan Kartanagara:
1. Prasasti Yupa
Kita sudah sering kali membahas tentang keberadaan tujuh Prasasti Yupa yang menjadi bukti paling kuat tentang awal berdirinya kerajaan ini. Kebanyakan isinya membahas hal singkat tentang kerajaan dan juga kejayaan di masa Maharaja Mulawarman.
2. Kalung Ciwa
Kalung ini ditemukan pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman tepatnya di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Hingga sekarang, Kalung Ciwa masih dimanfaatkan sebagai aksesosris dan perhiasan kerajaan
3. Ketopong Sultan
Ketopong adalah mahkota emas yang diperuntukkan bagi Sultan Kerajaan Kutai di masa lalu. Benda ini ditemukan di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanagara. Mahkota yang memiliki bobot 1,98 kg ini tersimpan di Musium Nasional Jakarta.
4. Kura-Kura Emas
Benda ini ditemukan di daerah Long Lalang, sekitar Sungai Mahakam. Kura-kura Emas ini digunakan sebagai persembahan dari seorang pangeran dari kerajaan China kepada Putri dari Kutai.
5. Kalung Uncal
Kalung yang dihiasi liontin ini berelief cerita Ramayana. Peninggalan Kerajaan Kutai yang berupa kalung ini diperkirakan berasal dari India (Unchele). Benda ini sangat langka karena hanya terdapat dua buah saja di seluruh dunia yaitu di India dan Museum Mulawarman.
6. Tali Juwita
Tali Juwita ini menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai (Kelinjau, Belayan, dan Kadang Pahu) yang merupakan bagian dari Mahakam. Benda ini digunakan saat upacara Bapelas yang masih sehubungan dengan festival Erau yang hingga kini masih ada.
7. Keris Bukit
Nama keris ini tidaklah berhubungan dengan bukit yang tinggi itu. Tapi ini merupakan peninggalannya yang berhara karena merupakan peninggalan dari permaisuri pertama dari Kerajaan Kartanagara.
8. Meriam Sultan Kutai
Banyak sekali meriam yang ditinggalkan Kerajaan Kutai. Inilah yang membuat pertahanannya begitu kuat dan eksistensinya cukup lama. Diantaranya adalah Meriam Sapu Jagat, Gentar Bumi, Aji Entong, dan Sri Gunung.
9. Pedang Sultan Kutai
Namanya saja sudah sultan, maka tentu yang dimaksud Kutai Kartanagara. Namun, corak Martadipura masih ada. Terdapat hiasan gambar seekor harimau dan buaya di pedang ini.
10. Kelambu Kuning
Banyak alat-alat yang merupakan peninggalan zaman Kutai seperti gong, arca, dan lain sebagainya yang disimpan dalam kelambu kuning
Belum Ada Komentar