Kerajaan Bali
SEJARAH KERAJAAN BALI
Kerajaan bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerahh jawa timur, tepatnya di sebelah timur pulau jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, bali mempunyai hubungan yang sangat era dengan pulau jawa. Ketika kerajaan majapahit runtuh, banyak dari rakyat majapahit yang melarikan diri kemudian menetap di bali. Sehingga sampai saat ini masih ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat bali adalah pewaris tradisi majapahit. Kerajaan bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil yang tak jauh dari pulau jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah pulau kecil yang dahulu masih dinamakan dengan pulau jawa sehingga bisa dikatakan pulau ini masih dianggap sebagai bagian dari pulau jawa. Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama hindu walau pada perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama hindu yang dominan, tapi juga kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena kentalnya budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri.
RAJA-RAJA KERAJAAN BALI
Raja-raja yang memerintah kerajaan bali memiliki pengaruh sendiri-sendiri terhadap kehidupan masyarakatnya. Mulai dari raja pendiri sampai raja yang terakhir. Masa kejayaan pun pernah di genggam sehingga kerajaan ini memang perlu diperhitungkan.
- Sri Kesari Warmadewa (914)Beliau adalah raja pendiri kerajaan bali sekaligus sebagai raja pertama. Tertulis di dalam prasasti blanjong, salah satu peninggalan kerajaan bali, bahwa pada tahun 914 kerajaan bali di bawah kepemimpinan singhadwalawa atau sri kesari warmadewi.
- Sri ugrasena (915-942)Saat pergantian kekuasaan di tangan ratu sri ur=grasena, kehidupan masyarakat bali berubah. Terbukti dalam 9 prasasti peninggalan kerajaan bali, bahwa ratu bali ini telah memberikan banyak perubahan terhadap rakyat bali. Beberapa diantaranya adalah pembangunan tempat-tempat suci untuk ibadah rakyat hidu bali. Gencarnya pembangunan tersebut adalah bentuk kebijakan ratu untuk melengkapi fasilitas di kerajaan. Kebijakan yang kedua adalah tentang pembebasan pemungutan pajak untuk beberapa daerah bali.
- Tabanendra warmadewa (955-967)Dilihat dari namanya, raja bali ini adalah keturunan raja pertama bali. Gelarnya sebagai raja adalah sang ratu aji tabanendra warmadewa. Di masa pemerintahannya, dia memberikan izin kepada rakyat untuk membuat air madaru, yaitu tempat pemakaman raja. Pembebasan penarikan pajak pun juga dilakukan di masa pemerintahannya, namun untuk desa-desa tertentu saja.
- Jayasingha warmadewa (960-975)Sebelum sang ayah, tabanendra warmadewa lengser keprabon, Jayasingha ini sudah naik tahta menjadi raja kerajaan bali. Tempat pemandian suci tirta empul di tampaksiring adalah hasil dari pemerintahannya. Tempat ini menggunakan sumber air yang ada di desa manukraya.
- Sri wijaya mahadewiRaja bali yang selanjutnya adalah seorang ratu bernama ratu sri wiajaya mahadewi yang memiliki gelar sri maharaja sri wijaya mahadewi. Menurut silsilah keluarga, ratu bali ini adalah putri empu sendok dari jawa timur. Masih keturunan kerajaan sriwijaya. Bukti lain yang menunjukkan bahwa ratu sri wijaya mahadewi adalah keturunan orang jawa adalah dari namanya. Di mana di bali tidak mengenal nama wijaya, melainkan banyak yang menggunakan marga manihati, makudur, dan atau pangkaja.
- Dharma udayay warmadewa (1001-1011)Puncak masa kejayaan kerajaan bali berhasil diwujudkan saat pemerintahan raja yang satu ini. Dukungan penuh dari sang istri sekaligus sebagai partner kerja, mahendradatta, menjadi kekuatan utamanya. Permaisuri raja tersebut asli orang jawa timur, sehingga pengaruh budaya jawa pun semakin kental di bali. Beberapa diantaranya adalah penggunaan huruf jawa kuno dalam peninggalan-peninggalan kerajaan bali.
- Marakata (1011-1022)Dia adalalh anak dari udayana yang kedua. Sebagai raja kerajaan bali, gelarnya adalah dharmawangsa marakata pangkajasthana unttunggadewa. Di sisi lain, sudaranya, airlangga, juga menjadi raja di kerajaan yang ada di jawa timur. Marakata dikenal sebagai raja yang bijaksana, karena mengayomi rakyat kerajaan bali secara bali secara penuh. Rakyat sangat mengaguminya sebagai raja yang rendah hati dan baik. Hingga dia juga membangunkan sebuah candi di tapaksiring, bali.
- Anak wungsu (1049-1077)Dia juga anak dari udayana. Setelah marakata lengser, pemerintahan kerajaan bali digantikan oleh anak wungsu. Gelarnya panjang pakek banget, yakni paduka haji anak wungsu nira kalih bhatari lumah i burwan bhatara lumah i banu wka. Sejumlah 28 prasasti peninggalan kerajaan bali telah dibuat saat pemerintahan raja bali kuno ini. Prasasti-prasasti tersebut tersebar di seluruh wilayah kekuasaan kerajaan bali. Sayangnya dia adalah raja yang tidak memiliki anak sebagai putra mahkota.
- Jaya sakti (1133-1150)Undang-undang sudah ada di jaman pemerintahan jaya sakti ini.Undang-undang tersebut digunakan untuk mengatur pemerintahan di lingkup kerajaan bali. Nama undang-undang tersebut adalah kitab utara widdhi belawan dan rajawacana. Sudah ada senapati dan pendeta hindu dan buddha yang membantunya dalam menjalankan strategi pemerintahan.
- Bedahulu (1343)Gelarnya saat itu adalah sri astasura ratna bhumi banten bendahulu. Ada dua patih yang membantunya dalam bekerja yakni patih pasunggrigis dan patih kebo iwa. Sistem pemerintahan ini adalah warisan dari raja sebelumnya.
PENINGGALAN KERAJAAN BALI
Terdapat beberapa peninggalan dari kerajaan bali yang hingga sekarang dapat kita jumpai, diantaranya sebagai berikut:
- Prasasti panglapuanIsi dari prasasti ini adalah tentang badan penasihat pusat yang dibentuk oleh raja udayana dalam membantu proses pemerintahannya. Para anggota badan penasihat ini adalah para pendeta buddha dan hindu.
- Pura tirta empulSejarah pura tersebut yang terletak di daerah tampaksiring bali dibangun pada tahun 967 M oleh raja sri candrabhaya warmadewa. Pura atau tempat suci ini, digunakan beliau untuk melakukan hidup sederhana, lepas dari keterikatan dunia sekitarnya materi, melakukan tapa, brata, yoga, semadi, dengan spirit alam sekitarnya. Secara etimologi bahwa tirta empul artinya air menyembur keluar dari tanah. Maka tirta empul artinya adalah air suci yang menyembur keluar dari tanah. Air tirta empul mengalir ke sungai pakerisan. Sepanjang aliran sungai ini terdapat beberapa peninggalan purbakala. Air suci yang ada di pura ini, sebagaimana disebutkan dalam purana bali dwipa, berfungsi untuk memusnahkan racun yang disebarkan oleh mayadenawa. Sehingga pura tirta empul ini digunakan untuk upacara melukat seperti penjelasan dalam tata cara melukat/meruwat di pura tirta empul, tampak siring.
- Candi mangeninKuil Yeh Mangenin terletak di Banjar, Sarasada, Desa Tampaksiring. Kuil Yeh Mangenin Dibangun di lembah Sungai Pakerisan, cukup dalam dengan tebing curam. Kuil ini dibangun di lereng timur tebing dan merupakan kesaksian sejarah masa lalu.
- Kuil padas di gunung kawiPura Gunung Kawi atau Pura Tebing Kawi, terletak di Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar, Desa Tampaksiring, Dusun Penaka, Kabupaten Tampaksiring, Provinsi Bali, Indonesia. Candi ini sangat unik karena candi ini biasanya berupa batu bata merah utuh atau batu batu, tetapi candi ini tidak seperti itu, tetapi diukir di tebing di tepi sungai.
Belum Ada Komentar